napak tilas pidato presiden soekarno tentang ganyang malaysia

Agustus 22, 2017
ganyang malaysia
napak tilas pidato presiden soekarno tentang ganyang malaysia


rejeki naga - napak tilas pidato presiden soekarno tentang ganyang malaysia


Tanggal 27 mei 1961 perdana menteri melayu tunku abdur rahman melontarkan gagasan untuk menyatukan malaya , singapura , serawak , brunei dan sabah menjadi negara malaysia.Penggabungan ini bermaksud memperketat kerjasama antar negara-negara tersebut dalam bidang politik dan ekonomi.

Presiden republik Indonesia saat itu Ir Soekarno dengan tegas menolak rencan itu,menurutnya itu sama saja membiarkan negara barat menguasai Indonesia yang telah merdeka selama 20 tahun.Akibatnya perang kata-kata antara jakarta dan kuala lumpur pun berlangsung sejak april 1963.

Soekarno mengecam pembentukan federasi Malaysia itu pertama kali pada konferensi wartawan Asia Afrika. Konfrontasi Indonesia-Malaysia pun dimulai sejak demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur. Ketika para demonstran menyerbu gedung KBRI, mereka merobek-merobek foto Soekarno, membawa lambang negara Garuda Pancasila ke hadapan Tunku Abdur Rahman Perdana Menteri Malaysia saat itu.

Tak sampai di situ, para pendemo bahkan menginjak lambang negara Indonesia, yakni garuda. Amarah Soekarno terhadap Malaysia pun meledak hingga melancarkan gerakan Ganyang Malaysia.

Lalu pada 20 Januari 1963, Menteri Luar Negeri Indonesia Soebandrio mengumumkan bahwa Indonesia mengambil sikap bermusuhan terhadap Malaysia. Semenjak diumumkan sikap permusuhan tersebut, para pemuda dan pemudi Indonesia berbondong-bondong mendaftar sebagai bagian dari Gerakan Ganyang Malaysia.

Pada 3 Mei 1963, Soekarno pun mengumumkan Dwikora, yakni petinggi ketahanan revolusi Indonesia dan bantu revolusi rakyat Malaya untuk menghancurkan Malaysia. Dua bulan kemudian, pada 27 Juli 1963, Soekarno mengumumkan Ganyang Malaysia di seluruh negeri.

Akhirnya proklamasi Federasi Malaysia dilaksanakan di Kuala Lumpur tanggal 16 September 1963 sebelum tim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan laporan peninjauannya. Pemerintah Indonesia menentang proklamasi ini karena sebelum keluar hasil tinjau PBB Malaysia sudah mengambil keputusan Proklamasi tanpa peduli suara rakyat.

Soekarno menilai tindakan itu merupakan pelanggaran terhadap PBB dan pernyataan bersama tiga kepala pemerintahan yang telah disepakati sebelumnya. Esok harinya tanggal 17 September 1963 pemerintahan RI secara sepihak memutuskan hubungan diplomatik dengan Kuala Lumpur.

Indonesia menentang Malaysia karena, menurut Soekarno, Malaysia merupakan neokolonialisme. Malaysia proyek Inggris dan Malaysia membahayakan revolusi Indonesia.

Namun setelah dua tahun berselang, tepatnya 28 Mei 1966, Kerajaan Malaysia dan pemerintah Indonesia mengumumkan penyelesaian konflik di sebuah konferensi di Bangkok. Penyelesaian konflik kedua negara itu muncul setelah Jakarta dilanda pemberontakan Partai Komunis Indonesia, melalui gerakan G 30 S PKI.

Kekerasan berakhir bulan Juni, dan perjanjian perdamaian ditanda tangani pada 11 Agustus 1966 usai G30s PKI.

sumber : otonomi

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »